Sejarah Burgerkill
(Owh ya sebelum membaca artikel ini ada 2 hal yang harus di siapakan 1. kopi dan 2. nyalain lagu-lagu burgerkill :D ) Langsung aja deh. . .
(Owh ya sebelum membaca artikel ini ada 2 hal yang harus di siapakan 1. kopi dan 2. nyalain lagu-lagu burgerkill :D ) Langsung aja deh. . .
Awal thn 93 setelah dikeluarkan dari sekolahnya terdahulu, akhirnya Eben
hijrah ke Bdg dan masuk ke SMA 1 Ujungberung. Di SMA 1 Ujungberung Eben bertemu
dgn Kimung adik kelasnya yg secara tampilan sangat berbeda dgn murid2 lainnya,
Eben & Kimung adalah murid langganan tetap ruang BP (Bimbingan Penyuluhan)
akibat segala macam ulah mereka di sekolah. Seragam yg di coret2 logo band
kesukaan, tertangkap merokok sampai kejailan2 konyol jd alasan knp mereka jd langganan ruang BP. Dan Di ruang
BP lah pertemanan Eben & Kimung di mulai, di situ mereka mulai sering
berbagi cerita ttg musik2 yg mereka suka,
Akhirnya thn 94 Eben & Kimung membentuk band Punk HC bernama Morning
Crew yg mengcover lagu2 dari Minor Threat, 7 Seconds dll. Sekitar thn 94 Morning
Crew sempat manggung di brp gigs di kota Bdg termasuk event Hullabalo 1 di GOR
Saparua, Dikarenakan 2 org personil Morning Crew berdomisili di Jkt maka band
ini sulit untuk lanjut
Akhir thn 94 band ini pun bubar. Setelah Morning Crew bubar, Eben
kembali mengajak Kimung membuat band baru. Kimung pun mengajak Ivan &
Kudung teman sekelasnya, Akhirnya setelah berembuk mereka berempat sepakat
menggunakan nama band yg di usulkan oleh Eben saat itu, yaitu Burgerkill. Dan
tepatnya bulan
Mei '95 Burgerkill resmi
dibentuk, walaupun saat itu band ini hanya berstatus sbg band side project
saja. Nama Burgerkill dipilih karena unik & berbeda dgn nama2 band Hardcore
saat itu yg cenderung typikal spt band2 HC luar negeri Pd awal Burgerkill
dibentuk Kimung msh bersama Sonic Torment & Ivan tergabung dgn Infamy
bersama Ramdan, Dan saat itu juga Kudung msh menjadi pemain darium tetap di Forgotten itu sebabnya
Burgerkill berstatus band side project.
Awalnya Burgerkill byk mengcover band Oldskool HC spt Sick Of
It All, Black Flag, Wide Awake, Insted & Gorilla Biscuit. Panggung pertama
Burgerkill adalah acara tujuh belasan di Ujungberung & mereka dipaksa turun
setelah lagu pertama dimainkan, Karena sekitar thn 95 scene HC Bdg blm seaktif
scene HC Jkt maka Burgerkill lebih byk main di event2 Punk HC Jkt. Berkat
support teman2 Eben di scene Jkt Burgerkill semakin sering manggung di Jkt
walaupun hanya dibayar dgn 4 buah teh botol, Dgn patungan sbyk 20rb untuk
membeli Solar mereka trs melakoni panggung2 di Jkt dgn menggunakan mobil
Daihatsu Taft milik Eben. Ketika byknya tawaran manggung di Jkt, Kudung
terpaksa mengundurkan diri karena harus berkonsentrasi rekaman dgn Forgotten.
Untuk mengisi posisi darium mereka bertiga mengajak Toto dari
Analvomit yg sebelumnya jg bergabung bersama Ivan di Infamy. Bersama
Toto, Burgerkill mulai berani menulis lagu sendiri. 'My Self' & 'Offered
Sucks' adalah 2 lagu awal yg mereka ciptakan, 2 lagu tersebut sempat masuk di
kaset kompilasi 'Breathless' rilisan Manifest Records yg digagas oleh Mr. @ArisMetalgodz.
Awal thn 97 mereka merekam demo berisi 3 lagu, Revolt!,
Offered Sucks & Myself di Palapa studio di Ujungberung secara Live. kaset
kompilasi 'Breathless' itu hanya dicetak limited 500 pcs saja, Saat itu kaset
demo 3 lagu Burgerkill diperbyk oleh mereka secara manual dgn Tape merk
Polytron Double Deck sebyk 100pcs saja. Demo dgn cover foto kopian tsb mereka
bagikan secara gratis lewat jalur Pos kpd teman2 di scene Jkt, Bdg, Singapore
& Malaysia. Sampai saat ini kaset demo tsb menjadi brg paling langka untuk
didapat dan Arian ( vokalis SERINGAI ) masih memilikinya. Demo
tsb mendpt respon positif dari byk komunitas Punk HC & Richard Eks-Pas Band
mengajak Burgerkill ikut di proyek kompilasinya, Dan lagu Revolt! dipercaya
menjadi lagu pembuka di CD kompilasi MasaIndahBangetSekaliPisan bersama
Puppen, Full Of Hate dll. Dari situlah Burgerkill mulai sering manggung di
event2 underground di kota Bdg yg saat itu di dominasi oleh band2 Death Metal,
Sebagai band Hardcore yg tumbuh di komunitas Death Metal Ujungberung, awalnya
Burgerkill kurang diterima di scene Ujungberung. Jasad, Forgotten,
Infamy, Disinfected & Sonic Torment adalah beberapa
band yg tumbuh di scene Ujungberung. Setelah mengikuti kompilasi MasaIndahBangetSekaliPisan
Burgerkill semakin sering manggung di Bdg. Beberapa acara besar di GOR Saparua
spt Bandung Underground, Hulaballo, Bandung Berisik & Gorong-Gorong sempat
mereka cicipi,
Sekitar thn 97 hampir setiap minggu Burgerkill manggung di
Bdg & Jkt. Sampai akhirnya mereka merasa band ini harus jd prioritas.
Akhirnya awal thn 98 Ivan memutuskan
keluar dari Infamy & di ikuti oleh Kimung yg jg mengundurkan diri dari
Sonic Torment. Setelah merasa memiliki formasi yg solid, mereka kembali
melanjutkan proses penulisan lagu2nya di
Palapa Studio Ujungberung, Sakit Jiwa adalah salah satu lagu
yg mereka ciptakan saat itu yg bercerita ttg seorang wanita kurang waras
bernama Delores. Karena kurang waras Delores sering dilecehkan oleh org2 di
sekitar Ujungberung, bahkan dia sempat hamil tanpa tau siapa pelakunya.
Perlakuan org yg semena2 itu lah yg jd dasar ide isi lirik lagu Sakit Jiwa.
"Biar hancur jd kotoran, ludahi aku bukan manusia". Setelah Sakit
Jiwa, lahirlah lagu2 berikutnya seperti Rendah, Hancur & Blank Proudness yg
byk terpengaruh band2 European HC. Lagu Blank Proudness sempat ikut di
kompilasi Indepeden
Rebel
rilisan Aquarius Records bersama Jasad, Forgotten dll. Setelah
terkumpul 10 lagu mereka memutuskan masuk studio rekaman 40124 milik Richard (
Eks-Pas Band ). Disebabkan keterbatasan dana jadwal rekaman harus terputus2
& mereka harus terus berpatungan untuk bs membayar sewa studio rekaman,
Ditengah proses rekaman mereka sepakat untuk mengcover lagu Guilty of Being
White dari Minor Threat & memasukannya ke dlm album. Kekaguman Ivan thdp
sosok Ian McKaye ( vokalis Minor Threat ) sgt besar & band ini lah yg
mempopulerkan istilah DIY (DoItYourself), Setelah memakan waktu hampir 1 thn
akhirnya 11 lagu berhasil mereka rekam sebagai modal materi album perdana
Burgerkill. Di album ini Robin ( Eks-Puppen ) & Adam ( Bassist Koil ) ikut
mengisi brp part gitar di lagu Homeless Crew & Heal The Pain, Homeless Crew
adalah lagu yg mereka dedikasikan untuk teman2 di scene Ujungberung yg telah
membimbing mereka dlm hal bermusik.
Akhirnya mereka
berempat sepakat memberi titel "Dua Sisi" untuk album perdananya,
"Dua Sisi" saat itu menggambarkan situasi di tubuh Burgerkill yg
terbagi 2 kubu, yaitu kubu dariugs & kubu anti dariugs. Kubu dariugs diisi
Ivan & Kimung yg rutin mengkonsumsi dariugs, sedangkan Eben yg br sembuh dari
Liver nya & Toto di kubu anti dariugs. Namun sekali lg karena minimnya dana
album "Dua Sisi" terpaksa ditunda rilisnya & mereka kembali
menunggu label yg mau merilisnya. Awal thn 2000 Eben bertemu dgn @dadanketu pemilik Riotic
Records yg sepakat untuk merilis album "Dua Sisi" dalam bentuk kaset.
Dgn modal kepercayaan pertemanan & tanpa dilengkapi kontrak akhirnya pd
Juni 2000 "Dua Sisi" resmi dirilis sebanyak 2000 kopi,
Sayangnya saat "Dua Sisi" dirilis kondisi mental
Kimung semakin parah karena dariugs & trs memperburuk suasana di tubuh
Burgerkill. Demi kebaikan Burgerkill akhirnya Kimung memutuskan untuk keluar
& ini sempat membuat Ivan terpuruk karena ditinggal sahabatnya, ini foto
terakhir Burgerkill bersama Kimung.
karena album "Dua Sisi" hanya dirilis 2000 pcs
& ludes dlm waktu cepat, saat ini kasetnya sdh jd brg langka. Harga kaset
bekas "Dua Sisi" dipasar loak skrg sampai 100rb & Daniel Mardhany
( vokalis DeadSquad ) msh memilikinya, Addy ( vokalis Forgotten ) juga ikut
menjadi Backing Vocal di semua lagu di album "Dua Sisi". Ivan
mengajak Addy sahabatnya dari kecil untuk menjadi Backing Vocal di album
"Dua Sisi", Saat album "Dua Sisi" dirilis kondisi scene
Ujungberung (Uber) sedang sgt produktif, byk rilisan
album yg lahir dari band2 Uber. Scene Uber jg sgt solid saat itu, setiap hari
mereka kumpul sampai pagi di teras Bank Danamon di trotoar jl.Raya Ujungberung,
Setiap kumpul mereka membahas perkembangan & berita2 seputar musik
Underground sambil bertukar pinjam CD koleksi masing2. Lambat laun scene Uber
semakin terbuka dgn segala genre musik selama itu layak untuk dikonsumsi,
benar2 scene yg Open Minded!, Padahal saat itu scene Death Metal dgn scene Punk
Bdg sdkt kurang harmonis, sering terjd gesekan di event2 di GOR Saparua Bdg.
Walau
dgn kondisi spt itu scene Uber tetap menjalin pertemanan dgn berbagai scene
musik di kota Bdg hingga hari ini, setelah Kimung keluar, Ivan mulai jarang
kumpul di scene Uber, dia lbh sering menghabiskan waktu bersama teman2
kampusnya. Sebagai mahasiswa jurusan Sastra Ivan semakin suka menulis, byk
tulisan2nya yg dia ajukan kpd Eben untuk dijadikan lirik lagu, Kimung jg kuliah
1 kampus dgn Ivan di jurusan sastra & dia jg byk membantu Ivan dlm menulis
lirik2 awal lagu Burgerkill. meskipun tanpa pemain Bass Eben, Ivan & Toto
tetap melanjutkan proses kreatif penulisan lagu2 baru Burgerkill,
Untuk menambah daya dobrak, Eben mengajak Ugum dari Disorder
Lies untuk menjadi gitaris kedua di tubuh Burgerkill. Disorder Lies adalah band pertama Vicky sebelum bergabung
dgn Heaven Fall & Balcony. Dan untuk mengisi posisi Bass Eben
meminta bantuan Andariis yg saat itu msh bermain darium di Forgotten
& Naked Truth. Dgn formasi ini Burgerkill sempat merekam single
'Everlasting Hopes Neverending Pain' untuk kompilasi Ticket To Ride thn 2001.
Titik perubahan cara penulisan lirik Ivan ada di lagu 'Everlasting Hopes..',
dia mulai mengagumi sosok Jonathan Davis ( Vokalis Korn ). Ivan merasa byk
lirik dari lagu2 Korn yg mewakili kejadian2 pahit di kehidupannya, mulai dari situ
dia semakin akrab dgn dariugs,
Thn 2002 setelah berhasil mengumpulkan 9 lagu baru, mereka
kembali masuk studio Bintang 41 untuk merekam materi album kedua. Penulisan lirik di album
ke 2 Ivan byk dibantu Eben yg jg menulis lirik di bbrp lagu spt Berkarat,
Hilang & Tiga Titik Hitam, Tiga Titik Hitam adalah lagu terakhir yg ditulis
untuk album ke 2 & di lagu ini awal keterlibatan Agung di
Burgerkill. Ide awal lagu Tiga Titik
Hitam dicetus oleh Eben & sahabatnya Fadli ( vokalis Padi ) yg tertarik
mengawinkan 2 genre musik yg berbeda, Awalnya Tiga Titik Hitam berformat
akustik & saat menggarap lagu tsb Agung masih tergabung bersama Jeruji.
Ketika
proses rekaman album ke 2 hampir selesai Ugum terpaksa mengundurkan diri untuk
konsentrasi pd pekerjaannya, Dina dari Homogenic juga ikut mengisi fill
keyboard di lagu Resah Dera Jiwa. Setelah proses rekaman selesai secara
mengejutkan mereka mendpt tawaran dari label major Sony Music untuk merilis
album ke 2 nya, Setelah berunding mereka sepakat untuk sign kontrak dgn salah
satu label major terbesar di Indonesia, Sony Music Entertainment. Dan demi
fokus bersama Burgerkill, Andariis & Agung memutuskan untuk keluar dari
Forgotten & Jeruji. Akhirnya album ke 2 Burgerkill yg bertitel
"Berkarat" resmi dirilis secara nasional oleh Sony Music Ent. pd
bulan Januari 2004, setelah "Berkarat" resmi dirilis nasional oleh
Sony Music
Januari 04 Burgerkill mulai sibuk dgn kegiatan promo
media di jkt. Ini adalah pengalaman pertama mereka melakukan promo di berbagai
media cetak & elektronik Nasional di Jkt selama 1 minggu full, Byk hal baru
yg dilakukan mulai dari foto session, intrvw koran, majalah, tv sampai manggung
secara live di salah satu tv nasional. Bahkan mereka sempat main bersama Fadly
secara live di acara Pesta Indosiar dlm rangka mempromosikan album
"Berkarat", Burgerkill sempat di cap sbg pengkhianat underground oleh
berbagai media karena bergabung dgn label major Sony Music. Tp bagi mereka tdk
penting apa label di blkg sebuah album, yg penting adlh karya yg berkualitas
& bisa di pertanggung jawabkan & Walaupun byk pro kontra,
Burgerkill tetap yakin dgn keputusannya. Dgn harapan musik
mereka bs didgr lebih luas secara nasional. Dgn bergabung bersama Sony Music,
Burgerkill tercatat sbg band Hardcore pertama yg sign dgn sebuah label major di
Indonesia,
November 04 secara mengejutkan album "Berkarat"
masuk dlm nominasi AMI Awards untuk kategori Best Metal Production. Akhirnya
album "Berkarat" berhasil terpilih sebagai penerima AMI Awards 2004
untuk kategori Best Metal Production, dan ini foto pialanya (
http://img.ly/8e2H ).
Untuk membantu promo album "Berkarat" mereka membuat
2 buah video klip untuk lagu "Terlilit Asa" & "Tiga Titik
Hitam", Kedua video klip tersebut diproduksi di Bandung oleh rumah produksi
Cerahati & disutradarai oleh @XonadNG. Semenjak bergabung dgn
Sony Music, bersama Burgerkill Ivan selalu bermimpi untuk bs memperbaiki taraf
hidupnya & keluarganya, Namun sayang karena kondisi kesehatannya, saat itu
Ivan harus mengeluarkan byk biaya untuk terapi penyakit paru2nya. Selama 1
tahun album "Berkarat" berhasil terjual sebyk 29.000 kopi di
Indonesia & 6.700 kopi di Malaysia. Karena byknya permintaan terhadap album
"Dua Sisi", maka Sony Music membeli hak edar album tersebut dari @dadanketu
Riotic Records,
Akhirnya Feb 05 album "Dua Sisi Repacked" dirilis
Sony Music dgn menghilangkan lagu Minor Threat 'Guilty of Being White'. Setelah
"Dua Sisi Repacked" dirilis mereka sempat mengalami hiatus beberapa
saat karena kesibukan masing2 personil, Hingga akhirnya mereka kembali
beraktifitas bersama di pertengahan 2005 untuk mengerjakan materi lagu album ke
3 Burgerkill. Last Escape, We Will Bleed, Shadow Of Sorrow & Angkuh adalah
lagu2 awal yg mereka ciptakan & persiapkan untuk menjadi demo awal, Tp
sayang setelah demo live direkam Toto mengundurkan diri dari Burgerkill untuk
berkonsentrasi dgn pekerjaan barunya.
Karena
dikejar jadwal oleh pihak label akhirnya tanpa pikir panjang Andariis lngsng
mengisi posisi darium yg ditinggalkan oleh Toto. Walaupun tanpa pemain Bass
akhirnya Ebenz, Ivan, Agung & Andariis sepakat untuk trs melanjutkan proyek
album ke 3, Formasi ini trs berkonsentrasi selama 2 bln menggarap materi lagu2
berikutnya di Pieces Studio Uber milik Dani ( ex Jasad ). Saat itu penyakit
paru2 & batuknya Ivan semakin parah hingga dia sering absen dari latihan karena
harus beristirahat, Setelah terkumpul 8 lagu akhirnya mereka merekam 4 lagu di
Studio milik Niko BallerinaBand di kawasan Ujungberung. We Will Bleed, Shadow
of Sorrow, Angkuh & Atur Aku menjadi demo awal Burgerkill untuk diberikan
kpd pihak Sony Music, Atur Aku adalah lagu milik band Puppen yg diciptakan oleh
@lowrobb & Arian yg di aransemen ulang oleh Burgerkill.
Demo 4 lagu tsb
mendpt respon positif dari Sony Music, namun pihak label tdk kunjung menentukan
jadwal kpn mereka mulai rekaman, Sambil menanti kabar proses kreatif pun
berlanjut, Darah Hitam Kebencian & Unblessing Life adlh 2 lagu terakhir yg
di diciptakan. Sambil menunggu kabar dari label, mereka trs menghajar panggung2
& dibantu oleh Oteng dari Forgotten, Lagu2 baru yg mereka kenalkan kpd
audience di respon dgn baik, hal tsb meyakinkan Burgerkill untuk segera merekam
album ke 3. Hampir 4 bln tdk ada kabar dari label mengenai jadwal rekaman album
ke 3, akhirnya mereka memutuskan untuk re-sign dari Sony Music. Proses re-sign dari
label memakan waktu cukup lama,
akhirnya Okt 2005 Burgerkill resmi tidak lg menjadi artis
Sony Music Indonesia, Selepas dari Sony Music mereka ngotot untuk merekam album
ke 3 nya walaupun harus mencari dana yg cukup besar untuk biaya rekaman.
Akhirnya setelah menemukan investor, Ebenz memutuskan mendirikan Revolt Records
& menjadi executive produser untuk album ke 3,
Dan awal Februari 2006 Burgerkill memulai sesi rekaman album
ke 3 di Massive Studio & diproduseri Yayat Ahdiat. Ini pertama kalinya
Burgerkill melakukan sesi rekaman tanpa dilengkapi pemain Bass setelah Andariis
pindah ke posisi darium, Setelah merekam track darium sebyk 12 lagu, Andariis
juga mengisi semua track Bass di album 'Beyond Coma and Despair'. Di sesi gitar
Eben & Agung byk bereksperimen untuk mencari sound yg pas dgn mencoba
berbagai jenis amplifier & mic, Byk proses kreatif yg terjadi di studio,
salah satunya aransemen akustik 'Anjing Tanah' yg dibuat di tengah2 sesi track
gitar. Saat itu penyakit batuk Ivan semakin parah, bahkan mereka sempat ingin
mengundur jadwal rekaman menunggu kondisi Ivan membaik, Namun setelah berembuk
akhirnya Ivan sepakat untuk tetap melanjutkan proses take vocal walaupun kondisi tubuhnya blm fit. Sambil terbatuk2 dgn
semangat tinggi Ivan ngotot membereskan tugasnya & saat itu blm semua lirik
lagu selesai dikerjakannya, Beberapa lagu seperti Darah Hitam Kebencian,
Unblessing Life & Anjing Tanah ditulis oleh Eben & Ivan di tengah sesi
take vocal. Lirik lagu Anjing Tanah bercerita tentang kehidupan sex bebas &
pelacuran, dan ini adalah lagu terakhir yg di take oleh Ivan, Selesai rekaman
album ke 3 sambil menunggu proses mixing, mereka sempat melakukan tour di beberapa
kota di Jawa Barat & Jawa Timur.
Sepulang tour mereka melanjutkan proses akhir mixing &
mastering album ke 3 di Massive Studio yg dikerjakan oleh yayat ahdiat.
Sedangkan artwork cover album 'Beyond Coma...' dibuat oleh Eben dgn menampilkan
ikon Skullguns sbg simbol baru Burgerkill. Satu minggu setelah master CD album
'Beyond Coma...' selesai, Burgerkill diundang untuk manggung di sebuah
skatepark di Bdg. Di acara itu Ivan sempat mengeluh penyakit batuknya yg tdk
berhenti dan juga rasa sakit di kepalanya yg semakin parah, Setelah acara di
18th Park (skatepark) Ivan sempat menghilang tanpa kabar selama satu minggu.
Mereka sempat manggung tanpa Ivan di studio gig Gebeg Show & ini adalah gig
pertama Ramdan ( ProphetiaAeon ) bersama Burgerkill. Keesokan harinya mereka
mendpt kabar bahwa kondisi kesehatan Ivan semakin parah & membutuhkan
perawatan intensif segera mungkin, Setelah dijemput di rmhnya mereka membawa
Ivan ke Rumah Sakit untuk mendpt perawatan intensif & Ivan sempat koma
selama 3 hari.
Akhirnya setelah 3 hari di ruang ICU, Ivan meninggal dunia pd tgl 27 Juli 06 tepat 3 minggu sblm album
'Beyond Coma..' dirilis, Sblm meninggal Ivan sempat berpesan pd teman2nya di
Burgerkill untuk trs maju & jgn pernah berhenti berjuang selama kita mampu.
Setelah Ivan meninggal, semua tim Burgerkill sempat panik karena 3 minggu lg
album 'Beyond Coma..' akan rilis & launching, Mereka terpaksa mencari
vokalis sementara untuk acara launching album 'Beyond Coma..' yg sdh terlanjur
dipublikasikan. Dlm kondisi berduka mereka trs berusaha tetap tegar & solid
untuk melanjutkan rencana2 yg sdh disiapkan sblmnya, Setelah mencari akhirnya
mereka dibantu oleh Yadi dari Motordead sbg vokalis sementara di acara
launching album. Selama 2 minggu Eben, Andariis, Ramdan, Agung & Yadi
melakukan latihan intensif di rooms studio. Akhirnya tgl 20'08'06 di Dago Tea
House Bdg acara perilisan album 'Beyond Coma..' digelar & 2000 pun tiket
terjual habis, Malam yg bersejarah bagi Burgerkill ini dihiasi suasana haru
& duka. Ini adalah panggung pertama mereka tanpa Ivan, Ditengah set konser,
addy membacakan puisinya untuk Ivan & semua tim Burgerkill ikut
menangis terbawa suasana. Di akhir set Burgerkill memainkan 'Sakit Jiwa' sbg
persembahan terakhir untuk Ivan & semua Begundal ikut bernyanyi bersama.
Setelah 'Beyond Coma..' dirilis Burgerkill sepakat untuk melanjutkan perjuangan
& mimpi2 mereka walaupun tanpa Ivan, Mereka sadar band ini harus terus maju meskipun tdk sedikit
tantangan & tugas berat yg harus dihadapi di ke depannya. Setelah album
'Beyond Coma..' dirilis Agustus 06, tawaran manggung untuk Burgerkill pun
semakin byk, Ini merupakan PR besar buat mereka untuk mencari lg vokalis
sementara karena Yadi berhalangan untuk lanjut. Akhirnya pilihan jatuh pd Teguh
dari Right 88 yg kebetulan saat itu sanggup untuk mengikuti jadwal2 panggung
Burgerkill, Awal Januari 07 Burgerkill mencoba menggelar Tour Promo di beberapa
kota di Jawa Timur dibantu teman2 Kolektif Radiasi Malang. Kota Surabaya,
Pandaan, Malang, Jember & Bali jd saksi tour pertama Burgerkill tanpa Ivan
yg telah 11 thn bersama mereka, Syukurlah Tour Promo 'Beyond Coma..' berjalan
lancar & formasi dadakan ini mendpt sambutan baik dari teman2 di kota2 tsb.
Sepulang tour
mereka sepakat untuk mengadakan audisi untuk mencari vokalis tetap berikutnya
di tubuh Burgerkill, Bagi mereka Ivan memang tdk pernah bs tergantikan, namun
mereka sadar untuk memulai kembali era baru bagi Burgerkill. Di audisi vokal
ini mereka tdk mencari pengganti Ivan, karena mereka sadar tiap org memiliki
kelebihan & karakter sendiri2, Saat itu mereka butuh seorang vokalis yg mau
kerja keras & memiliki karakter baru sebagai suntikan segar di Burgerkill.
Dari sekian byk demo yg masuk akhirnya terpilih 4 kandidat
calon vokalis Burgerkill yg akan mengikuti beberapa tahapan audisi, Dan setelah
melewati proses panjang audisi akhirnya mereka memilih Vicky dari Heaven
Fall sebagai vokalis baru Burgerkill. Mereka membuktikan bahwa sekeras apapun
cobaan yg datang pasti akan teratasi selama kita solid & mau trs berusaha,
Akhirnya pd bln Mei 07 Vicky resmi bergabung & menjadi jenderal baru
di atas panggung bersama Burgerkill. Semenjak Vicky bergabung Mei 2007, jadwal
gigs Burgerkill pun semakin padat, Tdk sdkt pro & kontra thd gabung Vicky
di band ini, bahkan hingga hari ini msh byk yg membanding2kan Ivan & Vicky.
Namun bagi mereka Ivan & Vicky adalah 2 org yg memiliki talenta dgn segala
macam kelebihan & kekurangannya,
Bagi mereka Ivan adalah bagian penting dari sejarah Burgerkill
& Vicky adalah bagian dari masa depan band ini. Akhirnya Ebenz, Andariis,
Agung, Ramdan & Vicky sepakat untuk melanjutkan perjalanan karir band ini.
Dgn formasi baru ini Burgerkill mulai byk melakukan tour di Indonesia &
mulai mencicipi panggung2 event2 besar, Dan formasi ini mendpt kesempatan melakukan
tour di Australia Barat, Feb 2009 yg berakhir di Soundwave Festival. Soundwave
adlh festival Rock terbesar di Australia & Burgerkill bermain 1 panggung
dgn Lamb Of God, In Flames dll, Bendera Merah Putih selalu terpasang di setiap
panggung mereka sebagai identitas & kebanggaan menjadi perwakilan
Indonesia.
Perjalanan tour mereka berlanjut ke Malaysia & Singapura
pd Mei 09 dan sambutan baik pun kembali mereka dptkan, Kabar baik datang di Jan
2010, Burgerkill mendpt tawaran tampil di festival musik terbesar di Australia,
Big Day Out. Dan ke 2 kalinya Burgerkill menggelar tour di Australia &
bermain di Big Day Out Fest bersama Fear Factory & Mastodon, Setelah
kembali ke Indonesia Maret 2010, mereka mulai fokus di studio untuk menggarap
materi lagu album ke 4. Pertengahan 2010 Burgerkill memulai sesi rekaman album
ke 4 nya di Massive Studio bersama Yayat Ahdiat sbg produser, Akhirnya setelah
melewati proses panjang & melelahkan, 10 lagu berhasil mereka rekam sebagai
senjata baru di album ke 4 Dan mereka sepakat memberi titel 'Venomous' untuk
album ke 4 nya, sebagai simbol bahwa band ini semakin berbahaya . . . .
Hehe bagaimana ceritanya? serukan? mengharukan? atau menakjubkan. . .?ya ituh sedikit cerita perjuangan band metal asal bandung ini. . .